Kamis, 14 Agustus 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PERBEDAAN BIJI MONOKOTIL & DIKOTIL



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Sedangkan Perkembangan adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaanm tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak.
Tumbuhan berbiji ( spermatophyte) dapat dibedakan menjadi dua yaitu : tumbuhan berkeping satu ( monokotil) dan tumbuhan berkeping dua ( dikotil ) . masing masing jenis tumbuhan berkeping tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda beda baik secara morfologi maupun anatomi oleh karena itu untuk mengetahui perbedaan dalam biji monokotil dan dikotil sehingga dilakukan penelitian ini.
B.     Tujuan Penelitian
1.      Mengamati struktur dan bagian-bagian biji monokotil dan dikotil
2.      Mengamati kecambah monokotil dan dikotil

C.      Rumusan Masalah
1.      Apa perbedaan biji dikotil dan monokotil ?
2.      Bagaimana proses terjadinya perkecambahan ?
3.      Apa saja struktur pada biji monokotil dan dikotil ?


D.     Manfaat penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan biji monokotil dan dikotil baik dalam struktur bagian-bagiannya maupun dalam proses perkecambahannya.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.     LANDASAN TEORI
Di dalam biji ada beberapa bagian-bagian, yaitu plumula, epikotil, hipokotil, radikula dan kotiledon. Di dalam biji terdapat tumbuhan kecil, ini merupakan hasil perkecambahan. Dua macam jenis perkecambahan dibedakan atas perkecambahan hypogeal dan epigeal. Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan  yang berada dalam biji. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea). Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays), dan padi (Oryza sativa).

B.     HIPOTESIS
Struktur bagian-bagian biji monokotil dan dikotil sebagian besar sama, hanya terdapat perbedaan pada kotiledon pada monokotil yang berubah nama menjadi skutelum. Dan penelitian pada Biji kacang hijau kemungkinan dapat tumbuh dengan baik dan optimal apabila disimpan di tempat yang cukup cahaya dan pada ruangan dengan suhu memadai. Dan pada faktor air, apabila tersedia air murni yang cukup, kemungkinan tanaman kacang hijau dapat tumbuh lebih subur daripada yang diberi air yang diberi campuran zat kimia lain.

BAB III
ALAT DAN BAHAN DAN LANGKAH KERJA PENGAMATAN

A.     Alat dan Bahan

1.      Biji monokotil dan dikotil :
-          Biji kacang
-          Biji rambutan
-          Biji jagung
-          Biji kacang hijau
-          Biji kacang mete
2.      Air.
3.      Kapas
4.      Gelas air mineral 4 buah (wadah penanaman)
5.      Penggaris

B.     Langkah Kerja

Untuk membedakan struktur biji monokotil dan dikotil :
1.      Amati biji kacang tanahh / jagung / biji-biji yang lainnya
2.      Gambarlah dan tulislah bagian-bagiannya
3.      Amati pula kecambah yang kalian miliki

Untuk melihat proses pertumbuhan kecambah :
1.      Ambilah beberapa biji kacang hijau
2.      Lalu sediakan gelas air mineral dan taruh kapas di dalam gelasnya
3.      Berikan air pada kapasnya
4.      Taruh biji kacang hijau di atas kapas yang sudah dibasahi.
5.      Taruh 2 gelas di tempat yang gelap dan 2 gelas lagi ditaruh pada tempat yang terkena cahaya matahari.
6.      Buat lah table dan catat setiap pertumbuhan yang terjadi setiap harinya

BAB IV
TABEL HASIL PENGAMATAN

1.      Tabel struktur biji monokotil

Biji jagung
ADA
TIDAK ADA


Kotiledon / skutelum
skutelum



koleoptil
ada



koleoriza
ada



plumula
ada



radikula
ada


endosperma
ada


hipokotil
Ada

epikotil
Ada

Kulit biji
ada








2.      Tabel biji dikotil :

Biji kacang
ADA
TIDAK ADA


Kotiledon / skutelum
kotiledon



koleoptil

Tidak ada


koleoriza

Tidak ada


plumula
ada



radikula
ada


endosperma

Tidak ada

hipokotil
Ada

epikotil
Ada

Kulit biji
ada







Tabel Proses Perkecambahan :
-          Gelas plastic “memperoleh cahaya matahari”

Hari ke-
Perubahan
Panjang Batang
(rata-rata)
Panjang Daun
(rata-rata)
Jml. Yg tumbuh
= 7 biji
1
-
-
-
2
-
-
-
3
0,5 cm
-
2
4
1 cm
-
1
5
1,7 cm
0,4 cm
2
6
4,5 cm
1 cm
2
7
5,2 cm
1,3 cm
2


-          Gelas plastic “dalam ruangan”

Hari ke-
Perubahan
Panjang Batang
(rata-rata)
Panjang Daun
(rata-rata)
Jml. Yg tumbuh
= 7 biji
1
-
-
-
2
-
-
-
3
1 cm
-
1
4
2,7 cm
0,5 cm
2
5
4,8 cm
0,5 cm
2
6
6,5 cm
0,9 cm
2
7
13 cm
2,5 cm
2




BAB V
PEMBAHASAN

1.      Perbedaan biji dikotil dan monokotil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan hasil sebagai berikut:
1)    Pada struktur biji dikotyl terdapat dua keping kotiledon (cadangan makan pada biji). Bagian bawah pangkal (aksis) yang melekat pada kotiledon dinamakan hipokotyl, dan bagian ujungnya (terminal) disebut radikula (embrio yang akan tumbuh menjadi akar). Bagian atas pangkal adalah epikotyl dan bagian ujungnyaplumula                   (embrio yang akan tumbuh menjadi batang dan daun). Yang termasuk kedalam tumbuhan biji dikotyl adalah kacang tanah.
Sedangkan pada struktur biji monokotyl hanya terdapat satu keping kotiledon (cadangan makanan pada biji). Pada saat terjadinya proses perkecambahan, akar akan diselubungi oleh koleoriza dan pada ujung embrio diselubungi oleh koleoptil. Yang termasuk kedalam tumbuhan biji monokotyl adalah jagung. Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
2)    Proses perkecambahan pada biji dikotyl disebut  perkecambahan epigeal, yang ditandai dengan pemanjangan hipokotyl sehingga kotiledon terangakat keatas  permukaan tanah. Sedangkan proses perkecambahan pada biji monokotyl disebut perkecambahan hipogeal, yang ditandai dengan pemanjangan epikotyl sehingga kotiledon tetap berada dibawah permukaan tanah.

-          Biji kacang (dikotil)              
                  


      

-           Biji jagung (monokotil)



2.      Proses Perkecaambahan (Dikotil dan Monokotil)

Kompleks  dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan yang baik menjadi salah satu syarat utama tanaman akan tumbuh baik dan subur di masa muda (juvenile).
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.
Perkecambahan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintesis).
-          Gambar kecambah yang sudah mulai tumbuh saat penelitian




-          Gambar kacang hijau saat direndam dalam kapas
hari ke- 3 :


( di tempat gelap )

( di tempat terkena sinar matahari )


3.      Struktur Biji Monokotil Dan Dikotil

Dari hasil penelitian anatomi tanaman dikotil dan monokotil diperoleh bahwa biji tanaman dikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit biji, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula.
 Pada biji ada beberapa struktur , yaitu :
a.       Kotiledon, cadangan makanan embrio
b.      Plumula, berdeferensiasi menjadi bakal daun
c.       Radikula, bakal calon akar
d.      Epikotil, bakal batang yang berada di atas kotiledon
e.       Hipokoti, bakal batang yang berada di bawah kotledon
f.       Skutelum, permukaan keras
g.       Testa, pelindung biji

Dalam proses perkecambahan ini organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah.Pada banyak tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis. kotiledon akan layu dan rontok dari benih karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.
Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makana diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.

Secara fisiologi, proses perkecambahan berlangsung dalam beberapa tahapan penting, meliputi: (Mayer dan Mayber, 1975)
      - Absorbsi air
      - Metabolisme pemecahan materi cadangan makanan
      - Transpor materi hasil pemecahan dari endosperm ke embrio yang aktif tumbuh.
      - Proses-proses pembentukan kembali materi-materi baru.
      - Respirasi
      - Pertumbuhan

      BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN
            Dari pengamatan terhadap biji monokoti ( jagung ) dan dikotil ( kacang ), kami dapat menyimpulkan bahwa struktu keduanya hamper sama, yaitu sama-sama terdapat kotiledon, radikula, plumula, epikotil, hipokotil, dan kulit biji. Hanya saja pada biji jagung kotiledon disebut skutelum.
            Dari Pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau yang telah kelompok kami lakukan, kami mengambil keputusan bahwa pada dasarnya tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda. Dari percobaan yang telah kami lakukan terhadap pertumbuhan biji kacang hijau ini yang ditambah air dalam kapas yang ukurannya sama tetapi dengan intensitas cahaya yang berbeda ( A = ditempat terang, B = dalam ruangan, C = ditempat gelap) , kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hipotesis yang kita perkirakan telah benar.
Tumbuhan yang berada pada tempat gelap akan lebih cepat tinggi (etiolasi) daripada tumbuhan yang berada di tempat terang/bercahaya. Atau dapat dikatakan bahwa cahaya memperlambat/menghambat pertumbuhan meninggi (primer). Hal tersebut dapat terjadi karena cahaya dapat menguraikan auksin.


DFTAR PUSTAKA


Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta
http://pengaruh-cahaya-terhadap-perkecambahan-kacang-hijau.htm

NAMA KELOMPOK :
- DEDE ANUGRAH
- HARIA ALNUARI
- MARIANA
- MISNAWATI
- NUR INDAH SARI
- UTAMI PRIONO